Saya termasuk orang yang percaya bahwa tidak ada satupun kejadian di planet ini yang dapat dibilang kebetulan. Jika anda melihat bagaimana daun-daun berjatuhan, burung-burung yang hinggap di dekat jendela anda, orang-orang yang anda jumpai hari ini, tulisan yang anda baca saat ini, bahkan di mana anda berada saat ini, bagi saya semuanya itu ada dalam benak pikiran Allah kita, tidak terlepas apakah saat ini anda sedang dalam keadaan berbahagia ataupun berada dalam kesedihan yang anda sendiri sulit ungkapkan. Oh ya bagaimana dengan nama kita? Apakah juga termasuk dalam rancangan Allah jika orang tua kita memberi kita nama? Saya dengan beriman mengatakan ”Ya”. Saya tidak peduli apakah nama anda kebule-bulean seperti Brandon, Kevin, Peter dkk, ataupun nama-nama pelosok entah daerah mana seperti Ncep, Dadang etc (jika ada kesamaan nama, saya akan berdoa untuk memberkati anda (^.^) ).
Well, saya dilahirkan dengan bernama Eric. Saya suka tanya sama mama saya, kok saya dinamakan seperti itu? Tadinya mau dikasih nama Christian (kayaknya uda banyak deh tuh nama di abad ini). Jadi mama saya menjelaskan bahwa nama Eric diambil gara-gara nyokap suka nonton film Chips. Filmnya tentang polisi-polisi tempoe doeloe gitu deh tapi polisi bule naek motor gede. Yah lumayan deh naek derajat dikit daripada ternyata itu nama dari langganan tukang siomay kan gawat.
Saya termasuk orang yang suka baca buku, kalau dibilang jendela dunia adalah buku, ya saya setuju buanget. Suatu kali saya pergi ke Gramedia, saya menemukan satu buku tentang arti dari nama-nama seseorang. Tentu saja saya langsung cari apa sih arti nama saya berdasarkan ini buku. Saya menemukan nama saya dan berpikir ”Wedeh terkenal juga nama gue ada di ini buku”, saya membaca dengan perlahan, ERIC, nama yang dipakai pertama kali oleh King of Viking yang berarti raja, pemimpin besar. Hah saya cukup kaget dengan arti nama saya sendiri, dan saya berpikir masa sih? Tapi saya menyimpan hal tersebut dalam hati saya.
Malam hari saya merenungkan arti dari nama saya, dan entah mengapa Tuhan bawa saya flashback ke masa lalu saya di mana saya di kelas 5 SD jadi ketua kelas, kelas 6 jadi ketua kelas, SMP 3 jadi OSIS, jadi kapten tim sepak bola sekolah dan gereja, SMU 1 jadi wakil ketua kelas, SMU 2 jadi ketua kelas, SMU 3 jadi ketua kelas dan ketua OSIS. Saya bukan sedang menyombongkan diri, saya dengan sadar berkata saya masih terlalu kecil dengan yang pernah saya lalui. Saya sendiri adalah orang yang sangat suka memperhatikan kehidupan orang lain, termasuk orang-orang yang pernah memimpin atas hidup saya, entah itu guru, kepala sekolah, kakak rohani, atau siapa saja pemimpin di atas saya. Oleh beberapa pemimpin saya merasa sangat diberkati dengan khusus, tapi beberapa pemimpin juga pergi begitu saja tanpa ada kesan yang berbekas di hati.
Suatu kali sejak saya sudah bergabung dalam gereja lokal di GPKdI (sekali lagi gak kebetulan di manapun dan apapun keadaan gereja yang di tempat itu kita beribadah setiap minggunya) selama 3 tahun, pemimpin-pemimpin mengadakan rapat tentang pergantian pemimpin. Saya juga turut diundang, selanjutnya benar-benar seperti lagi bengong dan tiba-tiba dikejar ama anjing doberman yang air liurnya udah menetes ke mana-mana, dengan polos tanpa daging mereka menyebutkan nama ketua youth selanjutnya adalah...
(to be continue)
Well, saya dilahirkan dengan bernama Eric. Saya suka tanya sama mama saya, kok saya dinamakan seperti itu? Tadinya mau dikasih nama Christian (kayaknya uda banyak deh tuh nama di abad ini). Jadi mama saya menjelaskan bahwa nama Eric diambil gara-gara nyokap suka nonton film Chips. Filmnya tentang polisi-polisi tempoe doeloe gitu deh tapi polisi bule naek motor gede. Yah lumayan deh naek derajat dikit daripada ternyata itu nama dari langganan tukang siomay kan gawat.
Saya termasuk orang yang suka baca buku, kalau dibilang jendela dunia adalah buku, ya saya setuju buanget. Suatu kali saya pergi ke Gramedia, saya menemukan satu buku tentang arti dari nama-nama seseorang. Tentu saja saya langsung cari apa sih arti nama saya berdasarkan ini buku. Saya menemukan nama saya dan berpikir ”Wedeh terkenal juga nama gue ada di ini buku”, saya membaca dengan perlahan, ERIC, nama yang dipakai pertama kali oleh King of Viking yang berarti raja, pemimpin besar. Hah saya cukup kaget dengan arti nama saya sendiri, dan saya berpikir masa sih? Tapi saya menyimpan hal tersebut dalam hati saya.
Malam hari saya merenungkan arti dari nama saya, dan entah mengapa Tuhan bawa saya flashback ke masa lalu saya di mana saya di kelas 5 SD jadi ketua kelas, kelas 6 jadi ketua kelas, SMP 3 jadi OSIS, jadi kapten tim sepak bola sekolah dan gereja, SMU 1 jadi wakil ketua kelas, SMU 2 jadi ketua kelas, SMU 3 jadi ketua kelas dan ketua OSIS. Saya bukan sedang menyombongkan diri, saya dengan sadar berkata saya masih terlalu kecil dengan yang pernah saya lalui. Saya sendiri adalah orang yang sangat suka memperhatikan kehidupan orang lain, termasuk orang-orang yang pernah memimpin atas hidup saya, entah itu guru, kepala sekolah, kakak rohani, atau siapa saja pemimpin di atas saya. Oleh beberapa pemimpin saya merasa sangat diberkati dengan khusus, tapi beberapa pemimpin juga pergi begitu saja tanpa ada kesan yang berbekas di hati.
Suatu kali sejak saya sudah bergabung dalam gereja lokal di GPKdI (sekali lagi gak kebetulan di manapun dan apapun keadaan gereja yang di tempat itu kita beribadah setiap minggunya) selama 3 tahun, pemimpin-pemimpin mengadakan rapat tentang pergantian pemimpin. Saya juga turut diundang, selanjutnya benar-benar seperti lagi bengong dan tiba-tiba dikejar ama anjing doberman yang air liurnya udah menetes ke mana-mana, dengan polos tanpa daging mereka menyebutkan nama ketua youth selanjutnya adalah...
(to be continue)
0 komentar:
Posting Komentar