Hah? Saya? Yang bener aja...tapi saya masih terlalu muda, mang gak ada orang lain? Ci Merke (pembina youth kami) mengatakan ini sudah keputusan pemimpin dan mereka mempercayai bahwa saya punya kapasitas tersebut, meskipun saya masih muda, ya hitung-hitung baru lulus SMU gitu. Oke rapat terus berlangsung, dan saya tetap melangsungkan kebengongan saya.
Malam harinya hati saya masih gemetar, tapi entahlah bukan perasaan takut yang saya rasakan, meski ada juga sebagian rasa takut tersebut dipojokan hati saya. Akan tetapi, dari hati saya seperti muncul keberanian yang tampil seperti ditantang untuk memegang ular, meski takut tapi anda seperti punya keyakinan terdalam bahwa anda BISA. Saya teringat akan kisah pemimpin luar biasa dalam Alkitab yang bernama Musa, pertama kali Musa mendapat panggilan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, ia BERKALI-KALI menolak Tuhan, ia beranggapan dia tidak mempunyai kelebihan apapun. Bayangkan seorang manusia menolak panggilan Tuhan yang mengendalikan semesta ini? Guess what? Yup dikatakan di Alkitab bahwa Tuhan MURKA. Bayangkan jika anda yang hanya seorang manusia, membuat Tuhan semesta alam tidak hanya kesel, tapi anda membuat Dia MURKA.
Jadi dalam benak saya, (sekali lagi tidak ada yang kebetulan) jika Tuhan mempercayakan hal ini pada saya, tentunya Dia sudah memiliki pertimbangan khusus mengapa Ia memilih saya. Tahukah anda bahwa hidup ini adalah sebuah panggilan? Dia memanggil anda untuk melakukan rancangan-rancanganNya, entah apakah anda melakukan hal-hal yang tidak dipandang manusia atau melakukan hal-hal yang besar. Tentunya Tuhan kita selalu memiliki tujuan mengapa ia membentuk anda dan saya.
Gereja anak muda di mana saya tertanam sudah berdiri 11 tahun saat saya jadi ketua youth, dan kondisinya saat itu memang cukup memprihatinkan, bisakah anda berpikir sudah 11 tahun ada dan jumlah jemaatnya hanya 25-30 orang? Saya berpikir di hadapan saya terbentang gunung es tinggi dan saya seperti kehilangan iman, iman saya runtuh. Terlebih keadaan youth kami saat itu banyak pelayan-pelayan bermasalah dan pindah gereja lain, tiap pelayan seperti memendam luka dan siap untuk meledak saat tidak dapat tertahan lagi. Saya pribadi terkagum akan salah satu pribadi Tuhan, pernahkah anda melihat kamus Tuhan? Kata ”Instan” atau ”Praktis” sulit sekali ditemukan di dalamnya. Tuhan kita tidak menyukai sistem kerja yang instan, mungkin saja Dia tidak menyukai AW ataupun McD, karena Tuhan kita menyukai apa yang dinamakan ”PROSES”.
Tahukah anda bahwa perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju tanah Kanaan mestinya hanya menempuh waktu 40 hari? Akan tetapi seperti yang anda pernah baca, bangsa Israel menempuh perjalanan sampai pada tanah Kanaan dalam waktu 40 tahun! Tuhan kita suka apa yang disebut dengan proses, Ia berbahagia saat melihat benih yang mulai bertunas, Ia tersenyum saat melihat kepompong yang siap berubah menjadi kupu-kupu, Ia bersuka saat melihat kita pertama kali belajar berjalan, dan percayakah anda bahwa Ia begitu bersukacita saat kita bertumbuh dalam pengenalan akan Dia?
Hal ini juga turut berlaku dalam perjalanan youth gereja kami, dalam waktu 11-12 tahun youth kami terus menerus dibentuk, dibanting, dipecahkan, diasah, sampai hati kami menjadi lembut untuk diajar. Tiap-tiap pertemuan doa, kami selalu menjerit agar Tuhan melawat youth kami, kami mendoakan bangku-bangku kosong di gereja agar ada jemaat yang datang, kami berlutut meletakan wajah kami di lantai dan menangis agar Tuhan melakukan sesuatu untuk youth kami. Setiap 1 jam sebelum ibadah saya datang untuk memberesi bangku-bangku (itu adalah pelayanan pertama saya, dan hal ini tidak mungkin saya lupakan), setelah capek biasanya saya duduk di mimbar sendirian dan saya suka memandangi barisan bangku kosong sekitar 30an bangku di depan saya, saya selalu berusaha untuk mempercayai Tuhan, tapi hati saya menjerit ”Tuhan...kapan waktu-Mu dinyatakan?”.
Hari-hari seperti di padang gurun tersebut tak kunjung selesai, tidak ada lagi jiwa baru, jiwa-jiwa lama pun mulai pergi, bahkan beberapa pelayan pergi meninggalkan pelayanan mereka. Akan tetapi suatu siang sebelum ibadah, seperti biasa saya duduk di pinggir mimbar setelah membereskan bangku, saat saya menutup mata, Tuhan mengingatkan saya akan janjiNya, ” Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” Setelah perkataan tersebut iman saya bangkit, saya tahu keadaan yang kami alami adalah sementara, tidak akan selamanya seperti ini, saat itu mata hati saya terbuka, saya dapat melihat begitu banyak kerumunan anak-anak muda datang ke gereja kami, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan, semua bangku dipenuhi anak-anak muda. Saat itu saya dapat melihat jauh ke depan menembus waktu yang terlihat oleh mata saya saat ini kepada yang tidak terlihat, dan yang akan terjadi di masa depan.
2,5 tahun sejak saya melihat hal tersebut, Tuhan menjawab doa dari youth kami. Ia mempercayakan jumlah jiwa sangat banyak dan benar-benar menembus apa yang kami pikirkan, youth kami meningkat drastis, dari sekitar 30an jiwa menjadi 120an jiwa. Bahkan di tahun ke 14 youth kami berdiri, Ia kembali mempercayakan kepada kami sebuah sekolah untuk dijangkau yang mempunyai 140 jiwa yang belum bergereja lokal. Benar apa yang dikatakan pemazmur, saat kita menabur dengan menyucurkan banyak air mata, maka pada waktunya kita akan menuai dengan sorak sorai dan gegap gempita.
Apa yang terjadi saat ini tidak akan berhenti begitu saja, akan datang lagi suatu kebangkitan anak-anak muda yang lebih besar yang tidak pernah dapat dibayangkan, saya tidak kuatir siapa ketua youth selanjutnya, saya berdoa dia memiliki kapasitas yang lebih besar lagi dari saya, karena akan semakin lebih besar lagi apa yang dipercayakan Tuhan pada angkatan selanjutnya, generasi saat ini tidak akan selamanya seperti ini, generasi saat ini akan berlalu, akan tetapi akan datang generasi baru. Perjalanan masih panjang dan akan terus bermunculan generasi-generasi baru yang bersinar lebih terang dan yang mengambil tanggung jawab dari generasi sebelumnya.
Saat ini saya sudah melihat hal itu terjadi…dan saya dapat melihat diri saya masih ada di sana.
Malam harinya hati saya masih gemetar, tapi entahlah bukan perasaan takut yang saya rasakan, meski ada juga sebagian rasa takut tersebut dipojokan hati saya. Akan tetapi, dari hati saya seperti muncul keberanian yang tampil seperti ditantang untuk memegang ular, meski takut tapi anda seperti punya keyakinan terdalam bahwa anda BISA. Saya teringat akan kisah pemimpin luar biasa dalam Alkitab yang bernama Musa, pertama kali Musa mendapat panggilan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, ia BERKALI-KALI menolak Tuhan, ia beranggapan dia tidak mempunyai kelebihan apapun. Bayangkan seorang manusia menolak panggilan Tuhan yang mengendalikan semesta ini? Guess what? Yup dikatakan di Alkitab bahwa Tuhan MURKA. Bayangkan jika anda yang hanya seorang manusia, membuat Tuhan semesta alam tidak hanya kesel, tapi anda membuat Dia MURKA.
Jadi dalam benak saya, (sekali lagi tidak ada yang kebetulan) jika Tuhan mempercayakan hal ini pada saya, tentunya Dia sudah memiliki pertimbangan khusus mengapa Ia memilih saya. Tahukah anda bahwa hidup ini adalah sebuah panggilan? Dia memanggil anda untuk melakukan rancangan-rancanganNya, entah apakah anda melakukan hal-hal yang tidak dipandang manusia atau melakukan hal-hal yang besar. Tentunya Tuhan kita selalu memiliki tujuan mengapa ia membentuk anda dan saya.
Gereja anak muda di mana saya tertanam sudah berdiri 11 tahun saat saya jadi ketua youth, dan kondisinya saat itu memang cukup memprihatinkan, bisakah anda berpikir sudah 11 tahun ada dan jumlah jemaatnya hanya 25-30 orang? Saya berpikir di hadapan saya terbentang gunung es tinggi dan saya seperti kehilangan iman, iman saya runtuh. Terlebih keadaan youth kami saat itu banyak pelayan-pelayan bermasalah dan pindah gereja lain, tiap pelayan seperti memendam luka dan siap untuk meledak saat tidak dapat tertahan lagi. Saya pribadi terkagum akan salah satu pribadi Tuhan, pernahkah anda melihat kamus Tuhan? Kata ”Instan” atau ”Praktis” sulit sekali ditemukan di dalamnya. Tuhan kita tidak menyukai sistem kerja yang instan, mungkin saja Dia tidak menyukai AW ataupun McD, karena Tuhan kita menyukai apa yang dinamakan ”PROSES”.
Tahukah anda bahwa perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju tanah Kanaan mestinya hanya menempuh waktu 40 hari? Akan tetapi seperti yang anda pernah baca, bangsa Israel menempuh perjalanan sampai pada tanah Kanaan dalam waktu 40 tahun! Tuhan kita suka apa yang disebut dengan proses, Ia berbahagia saat melihat benih yang mulai bertunas, Ia tersenyum saat melihat kepompong yang siap berubah menjadi kupu-kupu, Ia bersuka saat melihat kita pertama kali belajar berjalan, dan percayakah anda bahwa Ia begitu bersukacita saat kita bertumbuh dalam pengenalan akan Dia?
Hal ini juga turut berlaku dalam perjalanan youth gereja kami, dalam waktu 11-12 tahun youth kami terus menerus dibentuk, dibanting, dipecahkan, diasah, sampai hati kami menjadi lembut untuk diajar. Tiap-tiap pertemuan doa, kami selalu menjerit agar Tuhan melawat youth kami, kami mendoakan bangku-bangku kosong di gereja agar ada jemaat yang datang, kami berlutut meletakan wajah kami di lantai dan menangis agar Tuhan melakukan sesuatu untuk youth kami. Setiap 1 jam sebelum ibadah saya datang untuk memberesi bangku-bangku (itu adalah pelayanan pertama saya, dan hal ini tidak mungkin saya lupakan), setelah capek biasanya saya duduk di mimbar sendirian dan saya suka memandangi barisan bangku kosong sekitar 30an bangku di depan saya, saya selalu berusaha untuk mempercayai Tuhan, tapi hati saya menjerit ”Tuhan...kapan waktu-Mu dinyatakan?”.
Hari-hari seperti di padang gurun tersebut tak kunjung selesai, tidak ada lagi jiwa baru, jiwa-jiwa lama pun mulai pergi, bahkan beberapa pelayan pergi meninggalkan pelayanan mereka. Akan tetapi suatu siang sebelum ibadah, seperti biasa saya duduk di pinggir mimbar setelah membereskan bangku, saat saya menutup mata, Tuhan mengingatkan saya akan janjiNya, ” Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” Setelah perkataan tersebut iman saya bangkit, saya tahu keadaan yang kami alami adalah sementara, tidak akan selamanya seperti ini, saat itu mata hati saya terbuka, saya dapat melihat begitu banyak kerumunan anak-anak muda datang ke gereja kami, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan, semua bangku dipenuhi anak-anak muda. Saat itu saya dapat melihat jauh ke depan menembus waktu yang terlihat oleh mata saya saat ini kepada yang tidak terlihat, dan yang akan terjadi di masa depan.
2,5 tahun sejak saya melihat hal tersebut, Tuhan menjawab doa dari youth kami. Ia mempercayakan jumlah jiwa sangat banyak dan benar-benar menembus apa yang kami pikirkan, youth kami meningkat drastis, dari sekitar 30an jiwa menjadi 120an jiwa. Bahkan di tahun ke 14 youth kami berdiri, Ia kembali mempercayakan kepada kami sebuah sekolah untuk dijangkau yang mempunyai 140 jiwa yang belum bergereja lokal. Benar apa yang dikatakan pemazmur, saat kita menabur dengan menyucurkan banyak air mata, maka pada waktunya kita akan menuai dengan sorak sorai dan gegap gempita.
Apa yang terjadi saat ini tidak akan berhenti begitu saja, akan datang lagi suatu kebangkitan anak-anak muda yang lebih besar yang tidak pernah dapat dibayangkan, saya tidak kuatir siapa ketua youth selanjutnya, saya berdoa dia memiliki kapasitas yang lebih besar lagi dari saya, karena akan semakin lebih besar lagi apa yang dipercayakan Tuhan pada angkatan selanjutnya, generasi saat ini tidak akan selamanya seperti ini, generasi saat ini akan berlalu, akan tetapi akan datang generasi baru. Perjalanan masih panjang dan akan terus bermunculan generasi-generasi baru yang bersinar lebih terang dan yang mengambil tanggung jawab dari generasi sebelumnya.
Saat ini saya sudah melihat hal itu terjadi…dan saya dapat melihat diri saya masih ada di sana.
1 komentar:
sejarahna menyedihkan ko, tp bgus bnget ko, aq ampe terharu bacana hehehehe
Posting Komentar